GADIS PONTIANAK

Cerita Sex Terbaru | Namaku Par, asliku Jepara yang sudah sering dan teratur meniduri cewek amoy spg asal Garut. namanya

sinsin. Wajah cantik, tinggi 160 cm dan padat berisi tapi tidak gemuk. Badannya putih mulus, lezat sekali
dinikmati dengan tangan dan mulutku, yang untuk kemudian distubuhi dengan berbagai cara. Namun yang
namanya pria, tak pernah puas saja ini si dedek kecil. Sudah dapat yang satu, masih minta yang lain.
4 bulan yang lalu, teman bisnisku asal Pontianak menitipkan keponakannya magang di perusahaanku. Lily
adalah mahasiswi fakultas akuntansi. Kebetulan memang ada lowongan dibagian pembukuan. Buat satu semester
yang katanya akan dijadikan skripsi. Okelah pikirku. Semula aku kurang tertarik dengannya.

Meskipun manis wajahnya dengan mata bundar, tidak sipit seperti Sinsin, badannya kurus mungil sekitar 150
cm. Namun kulit lengan dan betisnya lebih putih dan mulus dibandingkan spg Garutku. Putih dadanya dengan
payudara kecil tapi indah bentuknya. Hmmmm, kalau disantap seperti apa yah rasanya. Sejak itu mulai
berubah pikiranku. Kalau lagi berjalan, nampak pantat mungil padat nan indah bentuknya.
Kalau badannya mungil, mestinya sempit juga lubang kenikmatanya, pikirku. Kalau sedang bercakap, bibirnya
yang mungil enak untuk dipandang. Tak sabar aku buat mencolokkan toliku di situ. Semakin hari semakin
mantablah cita-2ku untuk menikmati tubuhnya. Kecil mungil dengan lubang yang sempit, sensainya tentunya
berbeda dengan yang tinggi dan berisi, ha.ha.

Mulailah dengan pendekatanku. Sering aku belikan makan siang di kantor, berikut makan malam untuk dibawa
pulang. Aku antar pulang kalau hari sudah gelap. Belum lagi kalau pulsanya habis,

“tinggal lapor aja ke om”, kataku.

Makin hari makin lancarlah ini busway. Kami biasa ngobrol santai dan agak mesra-2 begitu. Kusentuh
lengannya yang putih serta kupegang tangannya. Tidak mengelak, malah dibalas dengan pandangan mata yang
mengundang. Yang namanya perempuan itu dimana-2 sama, butuh perhatian. Terutama kalau jauh dari keluarga.
O ya, sebenarnya dia sudah punya pacar, tapi katanya sedang studi di luar negeri. Baguslah, kesempatan
emas buatku. Selama ini tentusaja masih sering aku tiduri spgku secara teratur. Namun makin hari makin
tak sabar aku buat mencicipi si mungil ini.

Angan-anganku akhirnya tercapai Sabtu waktu itu. Seperti biasa kantor tutup, namun aku minta dia masuk
agak siang untuk membereskan masalah inventori. Tentusaja ini hanya rekaan belaka. Badan segar selasai
mandi, dia masuk ke ruang pribadiku mengenakan kaos krem tanpa lengan (setelah jaketnya dilepas) dengan
rok setinggi lutut warna hitam. Senyumnya manis, ramping mungil tubuhnya dengan kulit yang supermulus dan
putih. Kami berbincang mesra sambil duduk di atas sofa. Tak puas-2nya kupandang tubuhnya bagaikan
menelajangi saja. Takkuduga dia meraih tanganku. Rupanya dia memahami apa yang selama ini aku inginkan.

“Mau yang ini om ya”, sambil mengeluskan tanganku yang hitam di lengannya yang putih.

Siipp maulah, ini kan yang kutunggu-2 dari dulu. Segera kutelusuri kulitnya yang halus, sambil kupuja-2
keindahannya. Bertambah ceria dia. Bagus. Kuberanikan untuk menciumi lengannya serta mengusapkan mukaku
di sana. Bak sutera saja. Kulanjutkan ke lehernya yang putih dengan permainan bibir dan lidahku. Ekspresi
wajahnya menunjukkan amat menikmati.

Sewaktu kucoba mengendus kulit dadanya, dia bergerak mundur. Wah, ngamuk pikirku. Eh, ternyata malah
sebaliknya. Dengan santai ditanggalkannya itu kaos, ditaruhnya di atas sofa. Senyumnya menggoda. Bersih
dadanya yang segera kuserbu dengan mulut dan tanganku. Kuremasi tetenya yang mungil dibungkus bh warna
putih. Kucoba membuka tali pengait di belakang, agak rumit, namun segera dibantu dengan gerakan
tangannya. “Gini caranya”, menantang itu mata sambil dilempar bhnya ke samping.

Payudaranya amat putih dengan pentil merah muda yang menantang sebesar ruas telunjukku. Ampun, ini susu
kecil kencang tapi pentilnya bagaiakan kepunyaan cewe yang pernah melahirkan saja. Pertanda ini amoy
mungil tapi napsunya gede, ditambah sudah teramat kerap itu puting dikempong oleh pria, pacarnya
mestinya. Tapi karena lagi studi di luar negeri, giliran gua dong. Salah sendiri yah.

Nyott, srup, langsung ajah pakai mulut dan lidah. Matanya merem, terbuka bibirnya. Kuremas-2 susu satunya
yang mungil tapi kenyal, berbeda rasanya dengan kepunyaan Sinsin yang montok. Kujepit putingnya yang
mengeras dengan jari jemariku untuk kemudian dipelintir-2. Napas panjang diambilnya sambil monyong
mulutnya. Suka dibeginikan yah, pantesan gede itu pentil, diemut sama dipuntir terus-2an sih. Bergantian
kugelomoh buah dada sebelah kiri dan kanan bergantian.

Kusandarkan punggungnya di sofa, kedua tangannya terbuka di atas sandaran. Lengan dan ketiaknya yang amat
putih bersih alami tanpa perlu dicukur. Kuusapkan mukaku di sana. Hmm, harum aromanya, halus rasanya.
Kunikmati dengan bibir dan lidahku, sembari tanganku melepas bajuku. Kuselipkan tanganku yang kasar
membelai pahanya yang mulus.

Sebelah luar kemudian dalam. Tersentuh pangkal selangkangannya, resah gerak tubuhnya. Kutelusuri paha
dan betisnya yang langsing nan halus sampai ke ujung kaki. Kuangkat kedua tungkainya tinggi-2,
punggungnya sekarang rebah di sofa. Nampak celana dalamnya yang berwarna putih. Kucaplok kaki dan
jemarinya, kujilati betisnya yang putih. Napasnya tambah tak beraturan.

Tak sabar lagi, brett, kutarik rok berikut celana dalam ke ujung kakinya, yang segera kulempar ke
samping. Kelihatan pinggangnya yang mungil tapi bagus lekukannya, bersih putih dengan rambut hitam yang
tidak lebat di pangkalnya. Langsung saja aku serbu dengan mukaku. Tak kuasa dia menahan desahan dan
gejolak tubuhnya. Mulut kewanitannya yang mungil kusedot bagaikan mencium mulut yang di atas saja.

Terasa lembek dan becek tapi lezat. Dengan kedua tanganku kubuka lebar-2 pahanya menyerupai kaki kodok.
Kucolok memeknya dengan lidahku untuk diputar-2 di dalam. Kujilat bibirnya kiri kanan. Cairan kental tak
ada rasanya tanpa nikmat untuk disantap. Makin menggelinjang itu badan. Penasaran aku berapa gede itu
lubang. Dicoba-2 pakai jari dan jempol, ah ternyata seukuran jarimanisku, pas dan seret. Mana itu si
kecil itil, nah ketemu juga di sebelah bawah rambut jembut. Mhhh, sedot ajah, sampai mengaduh-2 itu
mulut. Kedua tangannya tambah erat berpegangan di sandaran sofa.

Tak ingin membuang waktu lagi, kutahan betis kanannya dengan pundak kiriku tinggi-2,sementara paha
kirinya terbuka di pinggir sofa. Kubuka celanaku dan kuturunkan kolorku sampai ke lutut. Tegap badan
prajuritku dengan topi baja yang siap tempur. Sambil tangan kananku yang hitam menjamah dadanya yang
putih, kugosok-2an helmku di bibirnya yang merekah.

Kuobel itu kelentit dengan toliku. Geli-2 kasar rasanya sewaktu terkena rambutnya. Kumain-2kan bibir luar
dan dalamnya, untuk kemudian kusodok-2 lagi si itil. Penasaran dengan kenakalanku, diraihnya batangku
dengan tangannya. Sambil diliriknya bagian bawah tubuhnya dan menggigit bibirnya sendiri, dimasukkannya
kepunyaanku yang hitam ke dalam miliknya yang merah jambu.

Blessss. Orang Jawa bilang asu tenan. Seret buangethh dan licin. Lebih sempit dibandingkan kepunyaan si
spg Garut, apalagi kepunyaan istriku yang bagaikan jalan tol bebas hambatan saja (harus bayar lagi).
Kumasukkan pelan-2 tapi mantab. Hhhhh, oouhh, suara dari mulutnya, sementara kepalanya terangkat
menyaksikan apa yang terjadi di bagian bawah tubuhnya, untuk kemudian rebah kembali. Belum pernah
merasakan ukuran yang ini yah, kepunyaan sang pacar paling cume segede ekor tikus, he,he. Kedua tangannya
mencengkeram pundakku.

Hehhhh, bersemangat aku memasukkan topi bajaku terus sampai mentok di pangkal rahimnya, yang belum pernah
aku alami dengan Sinsin. Bonggol toliku bertatap muka dengan rahimnya. Kugesek-2an tulang kelaminku ke
kelentitnya. Kres, kres, suara rambut kasarku beradu dengan kepunyaannya. Pinggul dan pangkal pahaku yang
hitam menempel perut bagian bawahnya yang putih dengan pangkal pahanya yang terbuka lebar.

Haoh, uhh, haoh, suara-2 mesum keluar dari mulutnya. Kaki kananku yang bertumpu di lantai aku pindahkan
berjongkok di sofa mengangkangi paha kirinya yang terbuka. ceritasexterbaru.org Kaki kiriku bertumpu kuat-2 di lantai, dengan
pundak kiriku menahan betis kanannya. Sambil menikmati halusnya betis dan kakinya yang putih dengan muka
dan mulutku, kukayuh biduk kejantananku yang sekarang bagaikan tegak lurus dengan langit.

Batangku sebelah atas menggosok ketat kelentitnya, sembari bonggolku menelusuri liangnya yang sempit.
Gerakanku pelan tapi mantab, membuat aku bisa bertahan lama menikmati meki luarbisa sempit ini, namun
mampu memberikan kepuasan yang amat kepada pasangaku. Hehh, hehh, desisnya sambil diraihnya leherku untuk
diciumnya bibirku penuh bernapsu. Sementara mulut pipisku yang dibawah berciuman dengan mulut rahimnya.
Untuk aku tarik, dan masukkan lagi, begitulah seterusnya. Jadinya mulut kami berciuman di atas dan juga
di bawah. Asikkkk.

Tak lama kemudian, kurasakan hisapan bibirnya bertambah kuat, napasanya memburu. Aku pertahankan gerak
atas bawahku. Sampai akhirnya, suara melenguh diikuti cengkeraman tangannya di pundakku. Tambah berkejang
badannya. Kurasakan kepala dedek kecilku dicelup cairan hangat. Kuteruskan gerakanku. Kurasakan cairan
membasahi batangku. Matanya membelalak ke atas, napasnya tertahan.

Sampai akhirnya, uhhhhhhh. Napas panjang tanda kelegaaan diikuti kendor otot-2 tubuhnya. Masih saja
menancap, kulihat cairan bening meleleh ke atas sofa. Gimana nih sang pacar, capek-2 belajar di luar
negeri, cewe elu gua entotin sampai keluar, ha.ha. Jembut hitamnya yang tidak lebat itu basah kuyup
persis tikus masuk selokan saja.

Setelah teratur napasnya, diturunkannya kaki kanannya dari pundakku. “Ke bawah ajah”, ujarnya sambil
melorot badannya dari sofa. Kuikuti gerakan tubuhnya agar kepunyaanku tidak copot dari tempatnya.
Kurebahkan punggungnya yang basah oleh keringat di atas karpet coklat muda. Dengan gerakan kakinya,
dilepasnya celana dan kolorku dari ujung kakiku. Dengan posisi telungkup kusetubuhi dia.

Susunya yang mungil putih dan halus tergencet dadaku yang hitam kasar. Sambil kugerakkan badanku,
kurasakan dua tonjolan keras menggosok-2 dadaku. Nikmatt. Semula, ditekuk betisnya erat-2 ke pahanya, dan
diangkat tinggi-2 untuk memudahkan gerakanku. Kadang direngkuhkannya ke pantatku. Terasa halus kulit
betis dan pahanya. Kemudian diubah posisi pahanya mengangkang dengan telapak kaki bertumpu mantab di atas
karpet.

Mulailah dia menggoyang pinggulnya seirama dengan gerakanku. Aku tekan pinggulku ke bawah, dia diam. Aku
lepas, dia goyang ke atas mengejarku. Sialan, ini Pontianak mungil lonte juga. Belum lagi itu memeknya
yang seret minta ampun. Kurasakan biji salakku mengeras pertanda sudah siap itu cairan buat ditembakkan.
Kupercepat gerakkan tekan-lepasku yang diimbangi gerakkan diam-naiknya. Basah badan kami berdua oleh
keringat. Benar-2 pemandangan yang indah di mana bagian bawah badan kami bergoyang naik turun. Seirama
berbalas-2an. Untung ini di lantai, kalu tidak ancur sudah itu sofa.

Sampai akhirnya aku tak kuasa menahan lahar gunung tamboraku buat meleleh. Kedua tanganku lurus menopang
punggungku yang melengkung dan leher mendongak. Kakiku terkejang sambil kutekan dalam-2 toliku, yang
mulutnya berciuman ketat dengan mulut rahimnya. Kupejamkan mataku, siap untuk menodainya dengan cairan
cintaku. Hamil embuh aku, pikir saja belakangan.

Eh ini cewe bukannya pasrah, tapi malah menantang. Ditekannya pantatku dengan tangannya erat-2 di
selangkanganya yang terbuka. Digoyang pinggulnya atas bawah lebih mantab dengan pandangan mata yang nakal
ke bawah. Digigit bibirnnya sendiri dengan gemas. Crotttt, semburan pertamaku bersamaan dengan goyangan
pinggulnya.

Orang Sunda bilang anjis beneran. Bayangkan saja itu toli lagi peka-2nya nyemprot, dijepit lubang sempit
becek, sambil digoyang lagi. Geli-2nya teramat sangatthh. Binal ini mahasiswi, tidak tahu belajarnya dari
siapa. Tak ampun aku tambah berkejang menyemburkan yang kedua. Lebih banyak dan kental, cretttttt. Ohh,
tak malu aku buat melenguh. Masih digoyang sambil lebih ditekannya pinggang hitamku dengan tangannya.
Ngilu lutuku. Crott, digoyang terus. Cret, cret, masing saja bergoyang itu pinggul putih. Bangsathh. Yang
pada akhirnya creeet, yang terakhir.

Huaduhhhh, ambruk aku di atas badannya yang mungil. Masih saja bergoyang dia, namun bertambah pelan dan
akhirnya dihentikan setelah dikurasnya habis maniku dari kantongnya. Termasuk yang paling encer
sekalipun. Benar-2 lonnnteeeeeee ini amoyyy. Puas bener akuhh.

Cukup lama aku menelungkupi badannya sambil mengatur napas. Kemudian kami berdua bangkit untuk
membersihkan diri ala kadarnya. Sembari bergurau kujamah-2 badannya, termasuk pentil dan itilnya. Sambil
jongkok mengangkang, dengan santai dibersihkannya itu memek pakai tisue dan air minum dari botol. Buset,
itu lubang bundar menganga sebesar jempol kaki, yang paling satu malem langsung udah sempitan lagi buat
gua pake besoknya, pikirku. Memang tak memalukan senjataku yang satu ini.

Sore itu aku antar pulang dia ke tempat indekos. Sempat kutepuk pantatnya sewaku turun dari mobil. Sampai
di rumah, istriku baru ada arisan dengan ibu-2 tetangga. Setelah berbasabasi sebentar langsung saja aku
menyingkir. Urusan selain mekinya amoy, emoh aku, buang waktu saja. Sejak itu tiap hari Sabtu kami kerja
lembur, tentusaja tanpa sepengetahuan Sinsin (dua cewe ngomong, berbahaya itu), istriku, dan teman
bisnisku.

Seperti Sinsin, Lily juga kubelikan vitamin untuk diminum secara teratur, yang ternyata juga membuat
kulit wajah tambah halus dan bebas jerawat, ha.ha. Kunikmati badannya dangan berbagai macam posisi,
termasuk gaya gendong jalan-2 yang tak mungkin aku lakukan dengan Sinsin mengingat badannya terlalu berat
untuk diangkat.

Namun ternyata tak ada orang yang sempurna, masing-2 mempunyai keunggulan tersendiri. Pernah kusuruh dia
mengemut toliku dan memijit badanku menggunakan tangan, susu, serta bokongnya. Ternyata Lily tidak pintar
dan tidak mantab bodinya. Kalau yang ini spgku Garut itu jauh lebih jago. Jadinya, tergantung keahlian
kitalah untuk menggunakannya. Pernah aku cabut tongkatku dari liang maminya untuk dicolokkan ke mulutnya
dan ditelan habis pejuhku. Juga dengan gaya nungging sambil meremasi badannya dari belakang, untuk
cepat-2 kucabut dan dimasukkan ke lubang pantat yang ternyata cuma masuk separuh bonggol. Terlalu kecil
lubang buritnya untuk dipakai.

Namun untungnya masih sempat keluar semuanya di dalam. Kali lain, kululur wajah, dada, lengan, paha,
betis, punggung, serta bokongnya yang putih mulus dengan carian yang keluar dari lubang maminya. Campuran
cairan dia dan punyaku. Puas rasanya menodai tubuhnya secara menyeluruh di semua lubang dan permukaannya.
Nanti kalau sudah selesai kuliah dan menyusul ke luar negeri, benar-2 terima barang bekas itu sang pacar
dariku, ha.ha. Tamat.- ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts